Halaman

Jumat, 24 November 2017

Magnet Rezeki: Nikmati Saja



Magnet Rezeki: Nikmati Saja (Prosesnya)

Mas, bagaimana caranya damai?
Bagaimana caranya bisa tidak punya amarah, dendam, dengki dan kebencian pada orang lain sedangkan dia begitu menjengkelkan dan sangat membuat tidak nyaman.?


Begitulah pertanyaan sahabat yang masuk setelah saya
menulis tulisan yang berjudul Damai Itu Pasti Kaya
Menjawab hal ini sangat mudah, tapi aplikasinya sangat susah bagi sahabat yang sedang dilanda amarah, dendam dan kedengkian.

Jadi apa jawabnya? Jawaban nya adalah ‘Nikmati saja tarian kehidupan ini. Toh memang inilah kehidupan yang sudah berlalu, kita sesali sampai seumur hidup pun tak ada gunanya.’

Masih adanya amarah, benci, dengki, dendam, adalah menunjukkan kita ini masih manusia. Belum jadi malaikan dan yang jelas kita masih ada di bumi ini.

Marah, dengki, dendam, benci, adalah sifat dasar manusia yang kita tentunya tidak bisa membuangnya begitu saja. Kita hanya bisa menerimanya menjadi satu sebagai tarian kehidupan.

Adanya marah, dengki, benci dalam diri ini adalah menunjukkan masih ada luka di dalam batin yang menganga lebar. Tugas kita adalah berterima kasih kepada sang penunjuk luka dan menermanya sebagai ajang berlatih memeluk dan menyembuhkan luka.

Lepaskan dan damaikan saja dianya dengan cara bertanya kedalam diri sedalam mungkin.
Saat masih ada kebencian dalam diri coba tanyakan kedalam diri, apa sebenarnya yang kita inginkan dari membenci orang tersebut?

Contoh, misalkan Anda telah difitnah olehnya:
Kenapa saya membenci dia? Karena dia memfitnah saya sehingga kehidupan saya sekarang berantakan.
Apa yang kamu ingin lakukan kepadanya? Saya ingin memukulnya dan membuat hidupnya berantakan seperti saya.
Lalu setelah memukulnya dan membuat hidupnya berantakan? Saya ingin dia mengklarifikasi bahwa dia memfitnah saya.
Setelah itu, apakah kamu sudah bisa memaafkannya dan tidak membencinya lagi? Mungkin..

Jika jawaban yang muncul seperti di atas, apa bedanya kita dengan dia yang sudah memfitnah kita? 

Bahkan bisa jadi dia tidak sengaja memfitnah kita. Tetapi rasa kebencian kita yang membara lah yang membuat kita tersiksa dan merana.

Jika sebentar sebentar kita mudah marah, tersinggung, dan sakit hati, itu adalah tanda kita terlalu serius menjalani kehidupan ini. Padahal kita semua tahu bahwa umur kita hanyalah sekitar 60-70 tahun saja.

Jika kita terlalu senang menggenggam amarah, kebencian, kedengkian, lalu kapan kita bisa menikmati hidup yang singkat ini?

Seringkali kita berharap dan berdoa untuk masuk ke dalam surga setelah kita mati nanti. Tapi sayangnya kita tidak pernah serius dalam berdoa dan harapan tersebut.

Bagaimana seseorang bisa menikmati surga kelak jika dalam kehidupan dunia yang singkat dan fana ini dia lebih senang mengakses neraka ketimbang surga.

Jadi, bagaimana caranya berdamai? Nikmati saja semua tarian kehidupan ini. Terima mengalir dan tersenyum lebar dan bahagia.

Tebar saja kebahagiaan dan kebermanfaatan sebanyak mungkin pada manusia dan semesta. Tebar saja meski di awal terasa berat. Nikmati saja melakukan hal hal baik dan memberdayakan karena itu bentuk menghadirkan surga dalam kehidupan dunia ini.

Menebar kebaikan, kedamaian, kebahagiaan dan kebermanfaatan adalah cara melatih diri ini untuk menyembuhkan luka batin yang masih menganga dalam diri dan ini adalah latihan untuk masuk ke dalam surga kelak.

Berkah, berlimpah, bahagia, damai, sejahtera lahir dan batin untuk semua.

Sumber: Facebook Muhammad Ferry Yusri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar