Magnet Rezeki: Nikmati Saja (Prosesnya)
Mas, bagaimana caranya damai?
Bagaimana caranya bisa tidak punya amarah,
dendam, dengki dan kebencian pada orang lain sedangkan dia begitu menjengkelkan
dan sangat membuat tidak nyaman.?
Begitulah pertanyaan sahabat yang masuk
setelah saya
menulis tulisan yang berjudul Damai Itu Pasti Kaya
Menjawab hal ini sangat mudah, tapi
aplikasinya sangat susah bagi sahabat yang sedang dilanda amarah, dendam dan
kedengkian.
Jadi apa jawabnya? Jawaban nya adalah ‘Nikmati
saja tarian kehidupan ini. Toh memang inilah kehidupan yang sudah berlalu, kita
sesali sampai seumur hidup pun tak ada gunanya.’
Masih adanya amarah, benci, dengki, dendam,
adalah menunjukkan kita ini masih manusia. Belum jadi malaikan dan yang jelas
kita masih ada di bumi ini.
Marah, dengki, dendam, benci, adalah sifat
dasar manusia yang kita tentunya tidak bisa membuangnya begitu saja. Kita hanya
bisa menerimanya menjadi satu sebagai tarian kehidupan.
Adanya marah, dengki, benci dalam diri ini
adalah menunjukkan masih ada luka di dalam batin yang menganga lebar. Tugas
kita adalah berterima kasih kepada sang penunjuk luka dan menermanya sebagai
ajang berlatih memeluk dan menyembuhkan luka.
Lepaskan dan damaikan saja dianya dengan cara
bertanya kedalam diri sedalam mungkin.
Saat masih ada kebencian dalam diri coba
tanyakan kedalam diri, apa sebenarnya yang kita inginkan dari membenci orang
tersebut?
Contoh, misalkan Anda telah difitnah olehnya:
Kenapa saya membenci dia? Karena dia memfitnah
saya sehingga kehidupan saya sekarang berantakan.
Apa yang kamu ingin lakukan kepadanya? Saya
ingin memukulnya dan membuat hidupnya berantakan seperti saya.
Lalu setelah memukulnya dan membuat hidupnya
berantakan? Saya ingin dia mengklarifikasi bahwa dia memfitnah saya.
Setelah itu, apakah kamu sudah bisa
memaafkannya dan tidak membencinya lagi? Mungkin..
Jika jawaban yang muncul seperti di atas, apa
bedanya kita dengan dia yang sudah memfitnah kita?
Bahkan bisa jadi dia tidak
sengaja memfitnah kita. Tetapi rasa kebencian kita yang membara lah yang
membuat kita tersiksa dan merana.
Jika sebentar sebentar kita mudah marah,
tersinggung, dan sakit hati, itu adalah tanda kita terlalu serius menjalani
kehidupan ini. Padahal kita semua tahu bahwa umur kita hanyalah sekitar 60-70
tahun saja.
Jika kita terlalu senang menggenggam amarah,
kebencian, kedengkian, lalu kapan kita bisa menikmati hidup yang singkat ini?
Seringkali kita berharap dan berdoa untuk masuk ke dalam surga setelah kita mati
nanti. Tapi sayangnya kita tidak pernah serius dalam berdoa dan harapan tersebut.
Bagaimana seseorang
bisa menikmati surga kelak jika dalam kehidupan dunia yang singkat dan fana ini
dia lebih senang mengakses neraka ketimbang surga.
Jadi, bagaimana
caranya berdamai? Nikmati saja semua tarian kehidupan ini. Terima mengalir dan
tersenyum lebar dan bahagia.
Tebar saja kebahagiaan
dan kebermanfaatan sebanyak mungkin pada manusia dan semesta. Tebar saja meski
di awal terasa berat. Nikmati saja melakukan hal hal baik dan memberdayakan
karena itu bentuk menghadirkan surga dalam kehidupan dunia ini.
Menebar kebaikan,
kedamaian, kebahagiaan dan kebermanfaatan adalah cara melatih diri ini untuk
menyembuhkan luka batin yang masih menganga dalam diri dan ini adalah latihan
untuk masuk ke dalam surga kelak.
Berkah, berlimpah,
bahagia, damai, sejahtera lahir dan batin untuk semua.
Sumber: Facebook
Muhammad Ferry Yusri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar