Halaman

Kamis, 23 November 2017

Magnet Rezeki: Gelap dan Terang, Dua Sisi Mata Uang



Magnet Rezeki - Gelap dan Terang

“Mas, mana bisa bahagia dulu dan bahagia kemudian? Bagaimana caranya, bagaimana rumusnya, bagaimana bisa terjadi? Ga mungkin bisa bahagia sedangkan kenyataannya saya tidak bahagia dan serba berkekurangan?




Begitulah mungkin permikiran banyak orang. Apakah salah? Tidak. Wajar dan
sangat manusiawi. Karena memang kenyataannya kehidupannya sedang ada masalah yang pelik.
Saat saya bicara bahagia, tersenyum, menerima, mengalir, nikmati kehidupan dengan menebar kebaikan pada sahabat yang sedikit masalah, pasti mudah dijalaninya. Namun akan berbeda jika pada sahabat yang kondisi kehidupannya sedang ruwet.

Hidup ini 24 jam. Itu berarti jika ada sahabat yang sedang ditimpa masalah, maka seakan kesulitan akan menghampirinya selama 24 jam. Dan tak ada celah untuk bernafas bebas dan gembira ria.

Tetapi jika kita akui, sebesar apapun masalah kita, kita sedang hidup diluar penjara yang sejatinya fisik kita bebas lepas mau kemana saja. Tetapi bagi sahabat yang sedang menghadapi masalah maka dia seperti dipenjara.

Siapa yang memenjarakan? Dirinya dan atau pikirannya sendiri yang membatasi semua keajaiban hadir dalam dirinya. Dia kebanyakan memilih menyelesaikan masalah sesuai cara dia sendiri.

Keluhan, kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan seperti kegelapan yang sedang menyelimuti diri. Jadi, apapun penyelesaian masalah yang ditawarkan dengan menghadirkan kebahagiaan terlebih dahulu, pasti akan ditolaknya. Baginya, penyelesaian masalah adalah menurut sudut pandangnya saja. Tetapi jika kita tanyakan kembali kepadanya, apakah sudut pandangnya menyelesaikan masalah? Sepertinya tidak, karena ia sedang berada dalam kegelapan.

Menghadirkan senyuman, kebahagiaan, keceriaan, kedamaian, ketenangan dan memasrahkan diri kepada Sang Ilahi ialah menghadirkan penerangan di dalam diri. Ini adalah cara yang sederhana dan powerful untuk menyelesaikan seluruh masalah dalam diri.

Dalam Al-Qur’an surat Al Insyirah (QS 94) disebutkan yang artinya “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” dan bahkan diulang dalam ayat berikutnya. Namun sayangnya banyak sahabat yang mengartikan ayat tersebut dengan “setelah kesulitan ada kemudahan” sedangkan Allah jelas jelas berfirman yang artinya “BERSAMA kesulitan ada kemudahan.”

Ini terdengar seperti kata kata Habis Gelap Terbitlah Terang. Padahal, jika kita mau menaikkan sudut pandang, sesungguhnya gelap dan terangnya bumi terjadi secara bersamaan. Matahari selalu menyinari bumi 24 jam sehari, tak pernah berhenti.
Gelap dan terang juga berlaku dalam kondisi hati dan fikiran kita. Keluhan sama dengan kegelapan, dan kebahagiaan sama dengan penerangan / cahaya. Keduanya tidak bisa hadir secara bersamaan. Layaknya siang dan malam yang tak bisa hadir secara bersamaan. Kita harus memilih salah satunya.

Lalu bagaimana kita menyikapi keadaan kehidupan ini? Terserah kita. Karena kita yang sedang menjalankan. Pilihan ada di tangan kita, memilih gelap atau memillih terang?
Toh sesungguhnya semua hal yang terjadi kepada kita, kita pula yang menarik / mengundang kehadirannya. Jika kita mengizinkan kegelapan hadir, maka ia akan hadir dan juga mengundang kegelapan – kegelapan lainnya untuk menyelimuti kehidupan seseorang.
Jika kita mengizinkan kebahagiaan, kedamaian, ketenangan, senyuman, dan rasa syukur setiap saat maka kehidupan kita akan terang benderang seperti menyinari bumi ini.
Ingat saja, keluhan dan kebahagiaan seperti gelap dan terang. Keduanya tak mungkin hadir secara bersamaan dalam adiri ini.

Keberkahan, keberlimpahan, kebahagiaan, kedamaian, untuk semuanya.

Sumber: Facebook Muhammad Ferry Yusri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar