Magnet Rezeki - Gelap dan Terang
“Mas, mana bisa
bahagia dulu dan bahagia kemudian? Bagaimana caranya, bagaimana rumusnya, bagaimana
bisa terjadi? Ga mungkin bisa bahagia sedangkan kenyataannya saya tidak bahagia
dan serba berkekurangan?
Begitulah mungkin
permikiran banyak orang. Apakah salah? Tidak. Wajar dan
sangat manusiawi. Karena memang kenyataannya kehidupannya sedang ada masalah yang pelik.
sangat manusiawi. Karena memang kenyataannya kehidupannya sedang ada masalah yang pelik.
Saat saya bicara
bahagia, tersenyum, menerima, mengalir, nikmati kehidupan dengan menebar
kebaikan pada sahabat yang sedikit masalah, pasti mudah dijalaninya. Namun akan
berbeda jika pada sahabat yang kondisi kehidupannya sedang ruwet.
Hidup ini 24 jam.
Itu berarti jika ada sahabat yang sedang ditimpa masalah, maka seakan kesulitan
akan menghampirinya selama 24 jam. Dan tak ada celah untuk bernafas bebas dan
gembira ria.
Tetapi jika kita
akui, sebesar apapun masalah kita, kita sedang hidup diluar penjara yang
sejatinya fisik kita bebas lepas mau kemana saja. Tetapi bagi sahabat yang
sedang menghadapi masalah maka dia seperti dipenjara.
Siapa yang
memenjarakan? Dirinya dan atau pikirannya sendiri yang membatasi semua
keajaiban hadir dalam dirinya. Dia kebanyakan memilih menyelesaikan masalah
sesuai cara dia sendiri.
Keluhan,
kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan seperti kegelapan yang sedang
menyelimuti diri. Jadi, apapun penyelesaian masalah yang ditawarkan dengan
menghadirkan kebahagiaan terlebih dahulu, pasti akan ditolaknya. Baginya,
penyelesaian masalah adalah menurut sudut pandangnya saja. Tetapi jika kita
tanyakan kembali kepadanya, apakah sudut pandangnya menyelesaikan masalah?
Sepertinya tidak, karena ia sedang berada dalam kegelapan.
Menghadirkan
senyuman, kebahagiaan, keceriaan, kedamaian, ketenangan dan memasrahkan diri
kepada Sang Ilahi ialah menghadirkan penerangan di dalam diri. Ini adalah cara
yang sederhana dan powerful untuk menyelesaikan seluruh masalah dalam diri.
Dalam Al-Qur’an
surat Al Insyirah (QS 94) disebutkan yang artinya “Sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan” dan bahkan diulang dalam ayat berikutnya. Namun
sayangnya banyak sahabat yang mengartikan ayat tersebut dengan “setelah
kesulitan ada kemudahan” sedangkan Allah jelas jelas berfirman yang artinya
“BERSAMA kesulitan ada kemudahan.”
Ini terdengar
seperti kata kata Habis Gelap Terbitlah Terang. Padahal, jika kita mau
menaikkan sudut pandang, sesungguhnya gelap dan terangnya bumi terjadi secara
bersamaan. Matahari selalu menyinari bumi 24 jam sehari, tak pernah berhenti.
Gelap dan terang
juga berlaku dalam kondisi hati dan fikiran kita. Keluhan sama dengan
kegelapan, dan kebahagiaan sama dengan penerangan / cahaya. Keduanya tidak bisa
hadir secara bersamaan. Layaknya siang dan malam yang tak bisa hadir secara
bersamaan. Kita harus memilih salah satunya.
Lalu bagaimana
kita menyikapi keadaan kehidupan ini? Terserah kita. Karena kita yang sedang
menjalankan. Pilihan ada di tangan kita, memilih gelap atau memillih terang?
Toh sesungguhnya
semua hal yang terjadi kepada kita, kita pula yang menarik / mengundang
kehadirannya. Jika kita mengizinkan kegelapan hadir, maka ia akan hadir dan
juga mengundang kegelapan – kegelapan lainnya untuk menyelimuti kehidupan
seseorang.
Jika kita
mengizinkan kebahagiaan, kedamaian, ketenangan, senyuman, dan rasa syukur
setiap saat maka kehidupan kita akan terang benderang seperti menyinari bumi
ini.
Ingat saja,
keluhan dan kebahagiaan seperti gelap dan terang. Keduanya tak mungkin hadir
secara bersamaan dalam adiri ini.
Keberkahan,
keberlimpahan, kebahagiaan, kedamaian, untuk semuanya.
Sumber: Facebook
Muhammad Ferry Yusri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar